Jogjakarta, masih di kota yang istimewa, kisah hari ini juga istimewa pastinya kalo menurut versi gue. Ketika malam tiba tapi kalian belum makan,trus apa yang akan kamu dilakukan? Yah? sebagian besar pasti menjawabnya dengan KERAS dan JELAS untuk belilah atau makan sesuatu apa gitu kek? Gitu aja kok repot. Hahaha, dengan muka sedikit marah dan bicara rada ketus. Tetapi bagaimana kalau ketika perutmu sedang tidak bersahabat? Yah benar sekali? Pasti sebagian orang berbeda-beda dalam menanggapi hal ini, dan hal itulah yang gue rasakan saat ini dan akan kita kupas tuntas pada malam hari ini kawan.
Mengambil sebuah
kutipan “ jangan takut untuk mencoba hal
baru” bosan adalah hal yang lumrah kalo menurut gue dan iya iya menurut loe
juga dah. Setiap harinya menu wajib makanan gue itu yah kaya telor tempe, pecel
lele, dan ayam goreng, tapi kadang-kadang nasi padang lah? Mahalan dikit gitu
makannya, hahaha eh tapi harus di garis bawahi makannya pas lagi di teraktir
temen aja itu yah? Hehe. Gue rasa bosan tadi telah melekat juga pada diri
khususnya sih malam ini. Tetapi dengan catatan dan harus di ingat tanpa
mengurangi rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh sang maha kuasa
setiap harinya pastinya.
Akhirnya setelah 2 tahun lebih berdomisili di
jogja. Ternyata baru sadar selama ini detik malam ini belum pernah yang namanya
beli sebungkus bakmi jawa langsung di outletnya. Padahal lo? Bapak-bapak yang
jual lewat dan senyum sapa setiap sorenya di depan masjid, hahaha. Akhirnya
terpintas saat itu juga untuk ingin mencoba dan merasakan bagaimana sih sensasi
beli bakmi jawa sendiri jangan jangan yang jualan orang padang sumatera lagi
bukan orang jawa.
Saya rasa malam
ini harus mendapat apresiasi karena termasuk hal yang penting dalam sejarah
karena jujur saja di kampung halaman tidak ditemukan penjual bakmi jawa, wess?
Rasah dipikir jero-jero ngopo ra eneng seng dodolan? Mbok selak gendeng kwe.
Hahaha. Dari beberapa literature di media massa tidak ditemukan catatan khusus
asal mula filosofi bakmi jawa itu bagaimana, yang ada hanya adverstaiment
menerima pesanan partai kecil atau besar saja. Mungkin yang buat (penemu),
bumbu, dan rasanya khas banget lidah orang jawa kali yah jadi di namain bakmi
jawa, hehehe.
Tetapi setelah menyimpulkan sendiri asal usul bakmi jawa, kemudian kok saya jadi ragu, ragu jangan-jangan di daerah padang sumatera sana ada juga bakmi sumatera gitu yah atau bakmi andalas biar keliatan keren dan metal gitu. Ahaha. Atau jangan-jangan kampung halaman gue ga masuk dan tak ada dalam peta territorial wilayah pulau jawa nih. Wkakaka (guyu alay).
Tetapi setelah menyimpulkan sendiri asal usul bakmi jawa, kemudian kok saya jadi ragu, ragu jangan-jangan di daerah padang sumatera sana ada juga bakmi sumatera gitu yah atau bakmi andalas biar keliatan keren dan metal gitu. Ahaha. Atau jangan-jangan kampung halaman gue ga masuk dan tak ada dalam peta territorial wilayah pulau jawa nih. Wkakaka (guyu alay).
Tapi intinya
setelah gue lihat KTP, E-KTP, SIM, Foto Copy Ijazah, sampe sertifikat
SOSPEM(sosialisasi pembelajaran di kampus)gue bener-bener orang jawa tulen.
Jadi, jangan ragu untuk mencoba hal baru, seperti halnya mencoba bakmi jawa,
karena apapun makanannya yang penting hati kita bahagia dan merasa bersyukur
atas nikmat yang telah diberikan-Nya, insyaallah barokah. Amiin
Nb: maaf kalo ga
pas logatnya pake bahasa GUE dan LOE.
Hahaha
RABU 12 FEB 2014
ConversionConversion EmoticonEmoticon