Berkaca Pada Aisyah






BERKACA PADA AISYAH

Sudah tidak asing lagi bagi kita dengar bahwa Aisyah adalah isteri rasul yang sangat istimewa, beliau memiliki banyak kelebihan dibanding dengan isteri-isteri rasul yang lain selain Khadijah. Cinta rasul pada keduanya berbeda, ketika rasul ditanya siapa isteri yang paling rasul cintai, rasul menjawab: “Aisyah”. Tapi jika ditanya tentang cintanya kepada Khadijah, rasul menjawab: “ cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta rasul terhadap keduanya memang berbeda, namun keduanya lahir dari satu hal yang sama yaitu “pesona kematangan”.

Pesona yang dimiliki Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona inilah yang melahirkan cinta sejati, dan cinta itu Allah kirimkan pada jiwa rasul, sampai rasul pernah berkata: “adakah yang bisa menggantikan Khadijah?” setelah wafatnya Khadijah. Pesona yang Aisyah miliki adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan diri.kecerdasan yang dimiliki Aisyah juga menjadikan Aisyah sebagai wanita penjaga moralitasdan intelektualitas islam sepanjang zaman.

Ada sebuah cerita yang menggambarkan kesederhanaan hidup Aisyah sebagai isteri Nabi Muhammad saw. Aisyah mendiami sebuah rumah yang sederhana dengan ukuran 12x12 kaki bersama dengan Nabi. Rumah tersebut beratap rendah terbuat dari batang dan daun kurma, sedangkan lantainya terbuat dari lumpur. Rumah tersebut hanya berpintu satu tanpa daun pintu hanya ditutup dengan sehelai kain yang di gantungkan diatasnya. Selama hidup dengan rasul jarang aisyah tidak kekurangan makanan, waktu khalifah umar berkuasa, isteri dan sahabat nabi mendapatkan tunjangan yang cukup besar, namun Aisyah tidak pernah menyimpan uang yang diterimanya sampai keesokan harinya. Karena uang yang diterimanya akan segera ia bagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya.

Jika kita berkaca pada rumah tangga zaman sekarang, banyak dari mereka yang mau menikah dengan suami mereka bukan karena allah tetapi karena harta sang suami yang bergelimang. Lihat saja di berita televisi banyak diberitakan kekerasan dalam rumah tangga yang hanya dikarenakan kurangnya kebutuhan makan setiap hari. Bukankah orang menikah telah saling berjanji untuk selalu ada dalam suka maupun duka? Lalu jika mereka seperti itu apa arti dari janji yang mereka ucap? Yang bergelimang harta pun tidak sedermawan Aisyah yang hidup sederhana, umumnya isteri-isteri orang kaya malah enggan memberikan sebagian jatah uang dari suami mereka untuk membantu orang yang masih kekurangan, mereka lebih suka memanjakan diri dengan pergi ketempat yang menyenangkan dan menghamburkan banyak uang.

 Ada suatu hari di bulan Ramadhan, Abdullah ibn Zubair memberikan sekantung uang satu lakh dirham kepada Aisyah, namun Aisyah membagikan uang tersebut sebelum waktu berbuka puasa tiba. Inilah bukti kelembutan hati  Aisyah kepada rakyatnya. Namun jika isteri sekarang di beri uang pada saat bulan ramadhan mereka akan cepat-cepat membeli makanan yang enak-enak untuk berbuka puasa atau bahkan mereka ingin segera memiliki pakaian lebaran. Aisyah memiliki banyak kepribadian yang baik dan patut untuk ditiru, namun ada 3 sifat dari Aisyah yang akan menjadi kaca bagi wanita zaman sekarang yaitu:

Pertama, Aisyah sangat menjaga diri dari ghibah (menggunjing). Aisyah tidak pernah mau menjelekkan orang lain. Meskipun pernah terjadi percekcokan atau rasa cemburu antara beliau dengan isteri-isteri nabi yang lain, tetapi Aisyah tidak pernah menjelekkan mereka. Aisyah dengan lapang dada dan luas hati menyebutkan kelebihan dan keistimewaan masing masing madunya dengan perkataan terpuji. Berbeda sekali dengan wanita sekarang yang dimana dan kapan saja pasti tiada hari tanpa menggunjing orang lain, entah itu orang yang mereka benci atau orang yang mereka segani. Bagi wanita jaman sekarang menggunjing adalah makanan pokok yang wajib disantap saat bertemu dengan kelompok mereka masing-masing, apalagi jika mereka dimadu sepeti Aisyah pastilah tidak ada kedamaian dalam hidup mereka, yang ada hanyalah rasa cemburu dan selalu membandingkan dirinya dengan madunya.

Kedua Aisyah menghindari diri dari pujian dan sanjungan. Mungkin tidak ada pada zaman sekarang wanita yang tidak suka untuk dipuji orang lain bahkan mereka ingin menunjukan kelebihan yang mereka miliki agar di puji dan disanjung oleh orang lain, bahkan tidak jarang jika kita bertingkah laku seperti orang yang kita anggap baik atau fans kita, namun dengan harapan agar kita di puji bukan untuk berubah menjadi pribadi yang baik. Namun biasanya pujian tersebut menghasilkan kesombongan bukan dorongan untuk menjadi lebih baik lagi.

Ketiga, Aisyah adalah sosok wanita yang pemberani. Jika sekarang kita tanyakan kepada wanita zaman sekarang manakah yang dipilih antara pergi ke mall atau pergi ke medan perang membela agama? Banyak yang memilih pergi ke mall pastinya. Alasannya adalah wanita zaman sekarang hanya memikirkan kesenangan dan kepuasan diri tanpa memikirkan hal lainnya.mereka lebih suka berfoya-foya tanpa mengetahui susahnya berjuang mencari uang. Berbeda dengan Aisyah, tidak jarang ia ikut dalam peperangan yang berlangsung. Bahkan ia ikut maju ke barisan paling terdepan.

Keikutsertaan Aisyah ikut ke medan perang ini adalah bukti keberanian dan sikap heroiknya yang sangat besar. Padahal alangkah enaknyahidupnya sebagai isteri Nabi. Tinggal tunggu di rumah dan bisa memerintah siapapun untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Tetapi hal itu tidak ia lakukan, semua hal ia kerjakan sendiri bahkan turun ke medan perang pun dengan besar hati ia lakukan. Isteri zaman sekarang adalah isteri yang manja, bagaimana tidak? Mereka lebih suka memiliki pembantu rumah tangga dari pada harus mengerjaka semua pekerjaan rumah sendiri, bukan seperti Aisyah, walaupun statusnya adalah isteri nabi namun ia lebih suka mengerjakan segalanya sendiri. Bahkan ibu-ibu saat ini lebih suka anaknya dijaga dan dirawat oleh baby siter, padahal hal itu akan menyebabkan hubungan ibu-anak menjadi jauh. Kedekatan hubungan tidak bisa muncul tiba-tiba karena harus ada kedekatan-kedekatan terlebih dahulu.

Rumah tangga rasul dan aisyah mungkin rumah tangga yang terromantis dalam sejarah kehidupan, dimana rasul sering bermanja-manja dan beliau juga pernah juga berlomba lari dengan Aisyah. Saat itulah dirinya menyadari betapa rasul sangat menyayangi dirinya. Rasul selalu menyenangkan hati isteri-isterinya. Jika dibandingkan dengan rumah tangga masa sekarang, mereka hanya sibuk dengan kehidupan dunia yang mereka cari hanyalah harta semata sebagai alat untuk menuju kebahagiaan. Persepsi mereka adalah salah, untuk bisa terlihat indah tidak harus mahal. Dengan saling menghibur, banyak komunikasi,bercanda tawa dengan anggota keluarga maka disanalah ada nilai kedamaian dan kebahagiaan. Dan sisaat itulah kita bisa berkata “ rumahku adalah surgaku” karena didalam rumah kita, apa yang kita harapkan pasti ada. Dengan begitu rumah menjadi tempat wisata yang terbaik di banding dengan tempat wisata yang memakan banyak biaya dan energy, dirumahlah tempat kita mencari inspirasiuntuk berkarya di luar. Dengan begitu saat kita jauh dari rumah hal yang terlintas pertama adalah untuk segera cepat kembali ke rumah kita sendiri.
   
                                                                                                                           oleh : Siti Maryam 



Previous
Next Post »
Thanks for your comment